Showing posts with label Shoes. Show all posts
Showing posts with label Shoes. Show all posts

Sejarah Awal Penemuan Ukuran Sepatu

http://belladia.typepad.com/.a/6a00d8341cc08553ef01157219dd46970b-800wi 

Apa jadinya jika sampai hari ini nomor ukuran sepatu belum juga ditemukan. Kita bakal sangat sulit untuk menemukan sepatu yang pas dan cocok dengan ukuran kaki. Para produsen sepatu akan membuat sepatu dengan ukuran yang mereka sukai, tanpa ada standar baku.

Di masa lalu, kondisinya memang seperti itu. Secara massal, sepatu baru mulai dibikin tahun 1628 oleh Thomas Beard di Amerika. Sedangkan di Inggris, pabrik sepatu baru didirikan tahun 1650. Saat itu, proses pembuatan sepatu masih manual. Pabrik sepatu yang menggunakan peralatan mekanik baru berdiri tahun 1760 di Lynn, Massachussetts.  Saat itu, setiap jenis sepatu dibuat dalam 150 jenis ukuran, karena memang standar baku ukuran sepatu belum ditemukan. 

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d1/Edward_II_-_British_Library_Royal_20_A_ii_f10_(detail).jpg/220px-Edward_II_-_British_Library_Royal_20_A_ii_f10_(detail).jpg

Raja Edward II dari Inggris, pada sekitar tahun 1324 memang sempat membuat ukuran sepatu dengan membandingkan panjang helai jewawut (makanan sejenis sereal). Angka 10 untuk nomor sepatu, identik dengan panjang sepuluh helai jewawut yang dijajarkan.

http://theholbornmag.files.wordpress.com/2013/04/adding-goodyear-welt-2.jpg
Untuk menjadikan ukuran lebih baku, dalam perkembangannya kemudian ukuran satu helai jewawut disamakan dengan 1/3 inchi. Saat Goodyear mulai membangun pabrik sepatu di Inggris tahun 1871, ukuran berdasar perbandingan tersebut diadopsi dan dibakukan.

Kemudian dari sinilah ukuran sepatu berkembang dan dibuat standar sesuai dasar perhitungan di masing-masing wilayah. Perhitungan ukuran sepatu di Amerika, berbeda dengan di Inggris, berbeda pula dengan ukuran sepati di Jepang, Australia, juga Eropa. Ada ukuran yang hanya mewakili panjang sepatu, tapi adapula kuran yang mewakili perbandingan panjang dan lebarnya.
Bookmark Blog Ini!

Sejarah Dibalik Sepatu Boot Doc Mart

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKnSEC2d8sCsPedbGa9iK8oTcfPwzVSnXMVLiv9zIyqcej-up4hiy7Hl6rVzclp7OLcTkr9tYxE_LHRYi3WZANudZR69WeGmEe1GB4etJPyfvqVzd8vLP8LHr4IPCRWZk8cKqaWr7kWXU/s1600/doc_martins.jpg

Jika saja Dr.Klaus Märtens yang juga seorang veteran militer nggak mengalami cedera kaki di tahun 1945, mungkin saja kita nggak bisa memakai sepatu boot Doc Martens.

Dari garasi rumahnya di Munich, Jerman, ia mendesain ulang bentuk sepatu boot militer menjadi lebih nyaman dan bisa dipakai sehari-hari. Maklum, untuk kakinya yang cedera, sepatu boot militer yang biasa dia pakai jelas jadi nggak bisa diandalkan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7VaE3P9p7sCAmv18u0J4yp0ymONQv5296Vy5c3q-mPyHKROGhyphenhyphene4L5g3tdnA4FNMG7REl4jSSYUGIZHTO5H6O3bG2X7hlL11Sz7_S5Sdlvdc07xytZIUsyg5hyAEkOB5aSZNXnjrxscw/s1600/Dr.+Klaus+Maertens+and+Dr.+Herbert+Funck.jpg
Tapi Dr.Klaus nggak bekerja sendiri. Awalnya, ia minta bantuan dari keluarga Griggs asal Northampton, Inggris, yang memang sudah terkenal jago membuat sepatu berkualitas. Dari konsep awal Dr.Klaus soal sepatu boot militer tadi, mereka mengembangkan ide dasar menciptakan sepatu yang nyaman tapi juga punya praktikal, tahan banting, dan berdesain klasik!

Tanpa mereka duga sebelumnya, sepatu rancangan mereka yang kemudian dipasarkan ternyata disukai banyak orang. Trend memakai sepatu ini pun terus berkembang layaknya virus yang menyebar. Pada tahun 60 hingga 70-an pemakai Doc Marters semakin beragam alias dari berbagai kalangan. Kelompok mods, glam, punks, ska, nu-metal, grunge, britpop… semua orang suka memakainya. Hebatnya lagi, trend memakai sepatu ini bertahan hingga puluhan tahun setelahnya!

Dan seperti nggak pernah berhenti berinovasi, kini sepatu Doc Martens tampil lebih eye catching dengan koleksi-koleksi seru seperti sepatu dengan candy color yang cocok dipakai remaja seperti kita.
Bookmark Blog Ini!

Sejarah Kaos Kaki

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvWS_2UPICKzmoWUL47t0ptuhS_1YLIrI4yoYQXwdEND_Nql9seIwztwM06-Unwuu1ENc6ta3bszck_9VVebdk5a0ZJkIXUQskgicuSMhfz9Rer1xnxOC7nvz4ZLFHamlsYeV2CIU3OSNn/s1600/socks.jpg

Saat itu, kaos kaki dibikin dari kulit binatang yang dililitkan di kaki. sebuah bukti ditemukan di mesir kuno, kaos kaki rajut sudah muncul abad 8 BC bahwa kaos kaki dibikin dari rambut kusut binatang. kaos kaki ini dipakai oleh komedian di jaman itu.

kemudian sejarah kian bergulir. pada abad pertengahan, kaos kaki berwarna muncul.kain berwarna dililitkan dan disokong dengan ikatan elastis pada kaki. ikatan itu diletakkan di ujung atas kaos kaki agar tak melorot. saat kaos kaki di abad pertengahan ini hanya digunakan oleh segelintir orang tajir di jaman itu saja.

Pada tahun 1490-an, celana pendek dan kaos kaki muncul sebagai ‘pasangan’. keduanya kemudian muncul sebagai celana panjang ketat. dibikin dari sutera yang berwarna, wool maupun beludru. memasuki abad 15, rumah rajut mulai bermunculan di perancis maupun skotlandia. hingga akhirnya tahun 1590 mesin rajut pun dibikin. ini yang kian mendukung kaos kaki makin jamak penggunaannya.

Abad 17, katun makin banyak digunakan untuk kaos kaki. orang amerika juga menggunakan wool dan sutera. warna kaos kakinya beragam dan menggunakan sutera yang bagus. sebaliknya, orang yang tak begitu tajir hanya pakai wool yang warnanya kecokelatan saja. begitulah, kaos kaki makin berkembang dan banyak dipakai orang. hiasan di pergelangan kaki yang kemudian kondang dengan nama ‘clocks’ menjadi hot fashion stuff di jaman itu.

Pada abad berikutnya, baik laki-laki maupun perempuan menggunakan kaos kaki yang terbuat dari sutera atau wool. akhir abad 19, Victorians bersikeras agar laki-laki menggunakan kaos kaki dengan warna gelap. lebih-lebih setelah kematian Albert, suami dari Queen Victoria yang meninggal pada 1861. tapi nyatanya warna gelap tak berhenti sampai disini. dalam revolusi desain kaos kaki, warna gelap sengaja didesain untuk kaos kaki laki-laki.

Pada tahun 1930, mesin untuk bikin kaos kaki anyar kembali. mesin rajutan kaos kaki dibikin lebih canggih dari sebelumnya dan tak lagi dijahit bersamaan.

Julian Hill kemudian menemukan polymer 6.6. ini adalah jenis bahan yang digunakan untuk membikin kaos kaki dengan tampilan yang menyerupai sutera. dua tahun sesudahnya.

Pada 1937, Du Pont mematenkan temuan ini. padahal perusahaan ini dikomandani oleh Wallace Carothers. wah, terang saja Wallace marah. dia akhirnya menutup perusahaan ini.

Synthetic fibers kemudian dikenalkan pada dunia pada World’s Fair di New York pada 1939. menjumput inisial dari NY aluas New York, maka fiber itu dikenal sebagai “nylon”. kaos kaki nilon pertama muncul di gerai-gerai New York pada May 15, 1940. lebih dari 72,000 pasang laris terjual pada hari pertama.
Bookmark Blog Ini!

Sejarah Terciptanya Sepatu Kanvas

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwX9A-8NR4VpJclpPa4Q6dWmNr9g8k0Vjy945LojWD0nUoxQV_9rI8aQ37T7dUllJJ3Nbr4eH1NLNNxrRsuxZ7OnH5a0ds9MfaiokRPC6KgA7trlaA7usPAlcZAh98dWvfV9705nzOs1TV/s1600/canvas+shoes+finished1.jpgSepatu kanvas itu sendiri sebenarnya lahir pada tahun 1917 pada waktu Perang Dunia I. Karena perang, untuk membuat riding-boots (yang seharusnya terbuat dari kulit), pelana, seragam, dan sebagainya, hanya tersedia kanvas dan karet yang harganya lebih murah. Si penemu sepatu kanvas yang asli mencoba berbagai metode yang rumit dan membingungkan untuk membuat ikatan yang sempurna antara kanvas dan karet. Namun sayangnya dia tidak berhasil bagaimana cara untuk mengikatkan antara kanvas dan karet tersebut. Dia pun sangat kecewa dan melemparkan kanvas dan karet ke dalam kompor. Ternyata, karet tervulkanisir (mencair) dalam kompor dan saling berikatan sempurna dengan kanvas.

Sepatu kanvas pertama di dunia bernama Converse All Star. Sepatu ini kuat dan tahan lama, bahkan dicuci di dalam mesin cuci pun tidak apa-apa. Pada abad ke-20, tahun 60-an, bagi anak muda pada jaman itu, sepatu kanvas yang murah dan jins menjadi simbol treason dan hippie spirit. The Beatles pada film "Yellow Submarine" menjadi inspirasi bagi para desainer untuk membuat grafiti di sepatu kanvas.

Tahun 70-an, 80-an, hingga era pemulihan ekonomi setelah Perang Dunia II, semua jenis kegiatan olahraga mulai berkembang. Karenanya, mulailah bermunculan berbagai macam merek olahraga (yang tentunya memproduksi sepatu kanvas), seperti PONY, VANS, dll. Dan di awal abad ke-21, merk-merk ini terus memuncak. Mereka mempunyai ide-ide yang bisa untuk menambah cita rasa fashion juga memuaskan selera konsumennya. Salah satu caranya yaitu dengan membuat "sepatu kanvas" dari bahan bukan kanvas, seperti horse hair, kulit, suede, denim, dan corduroy.

Seiring dengan berkembangnya jaman, sepatu kanvas kemudian dimodifikasi menjadi painted canvas shoes (sepatu kanvas lukis). Yang menarik, tren sepatu lukis kanvas ternyata sudah ada sejak tahun 1990-an, di negeri ‘Paman Sam’. Di Amerika Serikat, tepatnya di kota New York sepatu kanvas akrab dikenal dengan nama sneakers. Sneakers sendiri sudah dimodifikasi berawal dari street art, seni yang dekat dengan keseharian kita atau seni jalanan. Yang mempopulerkan sepatu kanvas lukis ini adalah para penari breakdance yang memakai sport shoes yang digambar oleh mereka sendiri. Kemudian customing shoes menjadi semakin populer. 

Sampai-sampai sepatu tidak hanya digambar, namun bentuknya dimodifikasi ada yang disablon bahkan dibordir. Sejumlah seniman sneaker seperti Arks dan Tutu menjadi orang-orang yang kerap mempopulerkan sepatu ini. Arks dan Tutu bergabung dalam ‘Sneakers Whothinkfamous’. Tutu dan Arks memilih sepatu untuk dilukis (canvas shoes paint).

Di negara Asia, tren paint shoes ini berawal di Singapura. Adalah Chee desainer (shoe fetish) yang juga bekerja sebagai akuntan yang mengawali tren sepatu lukis kanvas ini. Chee membuat shoes karya-karyanya ini dalam jumlah yang terbatas alias dibuat hanya satu buah tiap pasangnya. Jadi, tak akan ada kejadian red carpet fiasco, dimana tetangga sebelah juga pakai sepatu yang sama. Chee memberi nama hasil karyanya dengan nama ‘Minou’ yang artinya kucing. Minou menjadi terkenal di Singapura tahun 2005-an.

Di Indonesia sendiri tren sneaker dimotori oleh kota Bandung sekitar awal tahun 2000. Bandung yang terkenal dengan kota fashionnya Indonesia menjadikan para remaja mengkiblatkan fashion mereka pada kota yang berjulukan Paris Van Java ini. Terlebih lagi dengan hadirnya sepatu kanvas yang dihiasi dengan lukisan berwarna-warni.
Bookmark Blog Ini!

Sejarah Berdirinya Merk Sepatu Vans

http://img.bnqt.com/CMS/bnqt/network/surfsalad.com/media/danny-spyra/0014-0abdfe11-4bfeb184-528e-2558595d_thumb.jpg

Paul Van Doren, lahir tahun 1930, tinggal di boston, keluar sekolah waktu dia baru naik ke kelas 3 smp.Akhirnya memutuskan untuk serius dalam hobinya, berkuda.Umur 14, dia sudah memulai ngetrek2 kuda dalam beberapa race lokal dan dapet nickname : 'dutch the clutch' karena stylenya yang aneh dalam berkuda. Ibunya kesal melihat dia kerjanya hanya bermain kuda, tidak menghasilkan uang, akhirnya dia dipaksa untuk kerja di pabrik sepatu sebagai buruh bikin sepatu dan penyapu lantai.

Dalam 20 tahun kerja di pabrik sepatu dengan merek Randy's tersebut, dibantu keuletannya bekerja, dia naik trus pangkatnya menjadi vice president dari Randy's. Sesudah itu, dia memutuskan untuk keluar dari perusahaan sepatu itu, pindah ke southern california, membuat perusahaan baru bersama sahabat & adiknya. Dia akhirnya berhasil bikin perusahaan baru yang bernama Van Doren Rubber Company. Waktu itu,cuma ada 3 merek yg bikin vulcanized shoes atau (bisa dibilang) sepatu keds yaitu Randy's,Keds dan Converse. Sekarang, say welcome to Vans. Peristiwa pada taun 1966 ini sekarang terkenal dengan istilah : The Birth of The California Style.

waktu untuk menyiapkan sebuah toko dengan pabrik dalam satu sistem cukup lama juga. Sebelum toko itu dibuka,di depan pintunya terdapat tulisan 'Opening January!'. waktu bulan Januari persiapan belum selesai,tulisannya diganti jadi 'Would You Believe February?'. tapi akhirnya tokonya buka pada tanggal 1 maret 1966. Pada hari pertama, terdapat 16 orang yg datang ke toko,melihat-lihat contoh sample sepatu yang disediakan dan akhirnya pembeli terus disuruh dateng lagi sorenya. Setelah dapet order si Paul Van Doren dan teman-teman langsung cepat-cepat masuk ke pabrik dan bikin sepatunya. Harga sepatu vans waktu pertama keluar = $ 4.99 sistem ini yg dianut vans waktu pertama kali buka. 

Sehabis itu,setelah toko mulai jalan dengan mulus seorang perempuan datang melihat-lihat di toko. Lalu dia bilang "ini pinknya bagus,tapi saya ingin pink yang lebih terang,itu juga kuningnya bagus,tapi ingin yang lebih tuaan kuningnya".si Paul Van Doren berfikir,'tidak mungkin saya bikin 5 jenis untuk satu warna pink dan 5 jenis lagi buat warna yg lain' trus dia langsung bilang "gini aja deh,mbak bawa kain dengan warna yg mbak suka,nanti kita bikinin sepatunya". mulai saat itu, vans terkenal dengan konsep 'custom shoes'.Vans jadi makin terkenal waktu mereka memulai membuat sepatu untuk sekolah-sekolah,team-team olahraga & cheerleader di seluruh California selatan.Pada taun 1975 dua orang skateboarder dari Santa Monica yaitu Tony Alva dan Stacey Peralta ingin bikin sepatu custom yg lebih custom lagi.

http://6.kicksonfire.net/wp-content/uploads/2010/08/undftd-vans-era-lx-hernan-pack-preview-600x399.jpg

Sehabis berbicara Vans akhirnya membuat tambahan panel suede di bagian tumit dan dikasih label 'Off The Wall',yang mulai hari itu jadi nama dari skateboarding shoes line dari Vans. Mereka juga mulai mensponsori kedua skater-skater tadi.Mereka Membayar Stacey Peralta sebesar $300 yang mau tour keliling dunia, untuk selalu Memakai sepatu Vans dimana pun dia berada.

http://latimesblogs.latimes.com/.a/6a00d8341c630a53ef0120a4f098e4970b-600wiPada akhir taun 70an anaknya Paul Van Doren, Steve Van Doren melihaat sepatu temennya dicoret-coret dengan motif kotak-kotak kaya papan catur.Dia langsung berbicara sama Ayahnya,Lalu dia bikin slip-on checkerboard dengan warna putih bahan canvas dan warna item bahan karet di susun menjadi kotak-kotak, Lalu mereka mengeluarkan sepatu tersebut. Pada waktu yg sama,orang Universal Studios Hollywood meminta pasokan sepatu buat bikin film,Lalu Vans akhirnya mengirim stock checkerboard slip-ons dalam jumlah besar.Orang-orang film Fast Times at Ridgemont High itu langsung jatuh cinta & tergila-gila dengan sepatu itu mereka langsung menaruh sepatu itu di cover kaset/laser disc film itu dan juga mereka bikin scene di mana salah satu karakter film dipukul kepalanya pake sepatu tersebut.Setelah film itu keluar, Vans langsung kebanjiran order. Mereka yang selama ini tidak pernah menjual sepatu ke luar California mendadak dapet order dari seluruh Amerika. Ini menjadi kelahiran salah satu sepatu paling laku di dunia bahkan sampe sekarang yaitu The Checkerboard Vans Slip-Ons.

Awal 80'an,adik Paul Van Doren,Jim,co-founder yang menjabat sebagai president waktu itu memutuskan untuk membuat sepatu di luar sepatu keds.Mereka membuat sport shoes.Mereka ingin menyaingin nike,adidas,reebok dan puma.Bisa dibilang hampir semua keuntungan yang mereka dapet dari penjualan Vans checkerboard slip-ons yang fenomenal, mereka hambur-hamburkan dengan membuat sepatu sport yang tentu saja, materialnya jauh lebih mahal dari sepatu keds yang simple.

Mereka membuat sepatu-sepatu berkualitas bagus dan mahal untuk basket, sepakbola, tennis, baseball, gulat.Walaupun si Jim dinasihatin oleh Paul Van Doren supaya tidak usah berangan-angan menyaingin nike yg sudah mapan, tetapi si Jim tidak mau mendengar.Resultnya bisa ditebak,Vans merugi besar dan utang $11juta-12juta dan akhirnya para petinggi masuk pengadilan karena tidak bisa membayar hutang sama perusahaan-perusahaan bahan mentah untuk membuat proyek sepatu sport mereka. Akhirnya pengadilan memutuskan si Jim dikeluarin dari Vans dan Paul Van Doren menjadi pemilik tunggal Vans. Paul langsung meres otak banting tulang untuk membayar hutang. Dia memulai dengan cara merubah material sepatu Vans.Mereka cuma beli material dari perusahaan tempat mereka mengutang.

Keuntungan perusahaan dipotong untuk membayar hutang.Akhirnya setelah 3 tahun, Hutangnya lunas.Selama 3 tahun itu mereka sama sekali tidak menjalankan bentuk promosi.Sialnya waktu itu ada perusahaan baru muncul yang berada di segmen yg sama dengan Vans, yaitu Vision Streetwear. Dan mereka langsung promosi besar-besaran.Vans terpuruk waktu itu.Tahun 88,Steve Van Doren diajak Ayahnya main tenis.Dia tahu kalau Ayahnya tidak pernah dan tidak bisa main tenis.Jadi dia berfikir Ayahnya ingin berbicara serius.

Ayahnyanya bilang 'steve,apa yang ingin kamu jawab kalo ada orang datang ke kamu lalu menawar $75juta buat perusahaan kamu?' si steve tanpa pikir panjang menjawab 'jual.Ayah sudah siap untuk pensiun,enjoy life.apapun yg terjadi sama steve,steve akan baik-baik saja'.Akhirnya Vans dibeli oleh perusahaan McConval-Deluit Corp.Hak kepemilikan perusahaan Vans ada pada mereka selama 10tahun kedepan.Mereka yang mengatur Vans dengan membuat pabrik yang lebih besar di seluruh Amerika.

http://bitchinfilmreviews.com/wp-content/uploads/2008/09/lords_of_dogtown.jpgPada tahun 90an produksi mereka turun sehingga semua bentuk produksi dipindah ke luar Amerika di China tepatnya.Mereka juga memulai lebih involve dengan culture anak muda waktu itu.Teori mereka,target mereka yaitu teenagers,65% laki-laki dan 35% perempuan dan anak-anak muda di bawah 16 tahun belom bisa bawa mobil kemana2 (ga punya sim) jadi apa yg mereka lakukan?main skate, maen surf, bikes and stuff.Jadi mereka mengakomodasi those excact things.Mereka membuat The Warped Tour dengan menonjolkan musik punk-pop melodics yang populer di kalangan ABG labil waktu itu.

Mereka membuat The Vans Triple Crown Skate Contest yang menjadi batu loncatan Tony Hawk sampe jadi skater kaya raya sekarang.Hollywood juga ngebuat film yang judulnya Lords of Dogtown yang more or less menceritakan skateboard & Vans.Sekarang Vans dimiliki oleh VF corp dan bernilai $400juta.VF corp sendiri perusahaan unik mereka melakukan semacam research2 dengan membeli perusahaan youth culture.Mereka pernah membeli Bilabong,Quiksilver dll.
Bookmark Blog Ini!

Sejarah Awal Penggunaan Sepatu Bola


Dulu pada masa awal sepakola diperkenalkan di Inggris (sekitar pertengahan abad 18), pemain bola boleh mengenakan kasut jenis apa pun di lapangan. Sepatu dengan alas polos dan sering dipakai untuk kerja pun diperbolehkan. Sepatu wanita dengan hak agak tinggi bahkan pernah digunakan lelaki di lapangan hijau.

Kemudian, keluarlah peraturan FIFA pada 1863. Salah satunya berbunyi, "Yang tidak memakai paku menonjol, lempengan besi, atau getah karet pada sol sepatunya tidak diperbolehkan bermain”.

Aturan itu memunculkan gairah tukang sepatu di Inggris dan Eropa untuk membuat sepatu khusus sepak bola. Sebelum industri massal dimulai, tukang sepatu kebanyakan membuatnya dalam skala rumah tangga.

Pada 1895, Joe dan Jeff Foster mendirikan J.W. Foster and Sons di Bolton, Inggris, sebelum mengubahnya menjadi Reebok pada 1958. Sejak Januari 1905, Herman Jansen membuat toko sekaligus bengkel kasut di rumahnya di Kota Hengelo, Provinsi Gelderland, Belanda timur.

Industri sepatu kian menggeliat ketika adik-kakak Adolf dan Rudolf Dassler membuka pabrik dengan nama Gebruder Dassler Schuhfabrik pada 1924. Dua bersaudara itu akhirnya pecah kongsi pada 1947. Adolf membentuk Adidas dan Rudolf menelurkan Puma.


http://images2.bridgemanart.com/cgi-bin/bridgemanImage.cgi/400wm.NFM.4958130.7055475/315415.jpg

Mulai tahun 1910-an, sepatu dengan nama Cup Final Specials mendunia berkat "gigi-gigi" kayu di bagian bawah agar pemain mudah mencengkeramkan kakinya ke tanah. Ujung sepatu dibuat dengan pola anyaman agar pemain mudah menggerakkan jari kakinya selama mengontrol bola. Bentuk gigi itu seperti tabung dengan tiga paku kecil berujung tajam. Pemain harus memakukan "kuku" itu ke sol dengan palu kecil.

Ukuran gerigi itu pun bervariasi. Pemain akan memilih gigi lebih panjang untuk bermain di lapangan becek agar tidak mudah terpeleset. Salah satu tugas wasit dan asistennya adalah mengecek sol itu sebelum pemain masuk ke lapangan. Jika gigi sepatu terlalu tajam dan menonjol, pemain tak diperbolehkan masuk.
Bookmark Blog Ini!

Sejarah Merk Sepatu Adidas

bedjo.student.umm.ac.id - Sejarah merk sepatu yang sangat terkenal ini dimulai pada tahun 1920 oleh Adi (Adolf) Dassler di ruang cuci milik ibunya. Waktu itu Adi Dassler membuat proyek kecil-kecilan dengan membuat sepatu olahraga. Karena tingginya kualitas sepatu yang dihasilkannya, akhirnya bisnis kecil-kecilan tersebut mulai membuahkan hasil. Pada tahun 1924, Adi Dassler dan saudaranya Rudolf Dassler mendirikan "Dassler Brothers OGH" yang nantinya menjadi cikal bakal Adidas sekarang.

Komitmen Adi Dassler pada kualitas, membawa Dassler Brothers sebagai produsen sepatu berkualitas tinggi, sehingga sering dipakai oleh atlit-atlit legendaris masa itu untuk Olimpiade. Puncak keterkenalan sepatu Dassler Brothers adalah ketika Jesse Owen menjadi atlit paling sukses pada Olimpiade Berlin pada tahun 1936 dengan mengenakan sepatu buatan Dassler.

Pada tahun 1948, Adi dan Rudolf memutuskan untuk berpisah dan masing-masing membuat merk sepatu sendiri. Rudolf membuat merk sepatu 'Puma' sedangkan Adi membuat merk 'Adidas.' Pengambilan nama Adidas berasal dari nama Adi Dassler dengan menggabungkan nama depan Adi dan satu suku kata nama belakang Dassler yakni 'das' sehingga menjadi kata 'Adidas'. Sekadar informasi bahwa nama asli dari Adi Dassler adalah Adolf Dassler, tapi orang Jerman sering memanggil nama Adolf sebagai Adi.

Didukung oleh kemajuan bidang penyiaran dan pertelevisian, adidas menikmati keuntungan dari event olahraga seperti Olimpiade atau sepakbola, karena logo 3 stripes mereka mudah dikenali dari jauh. Ia pun mendafarkan logo 3 stripes sebagai trademark dari adidas. 3 stripes yang diciptakan agar kaki stabil, namun akhirnya menjadi logo.

Evolusi Logo Adidas

Penggunaan logo Adidas sendiri baru dipergunakan pada sekitar tahun 1948, pada saat dua bersaudara Dassler tersebut berpisah. Secara visual, logo Adidas hanya berupa huruf Adidas, dengan nama Adolf Dassler diatasnya serta ilustrasi sepatu ditengahnya. Dengan merk ini, sepatu buatan Adi Dassler mencapai titik kesuksesannya, dengan diakuinya merk sepatu Adidas diajang pesta olahraga dunia

seperti Olimpiade Helsinki, Melbourne, Roma dan lainnya. Serta saat itu tim sepakbola Jerman menjadi juara dunia sepakbola dengan menggunakan sepatu Adidas.
Pada tahun 1972, logo Adidas mengalami perubahan yakni dengan menggunakan konsep 'Trefoil Logo', yaitu logo dengan visual tiga daun terangkai. Konsep tiga daun ini memiliki makna simbolisasi dari semangat Olimpiade yang menghubungkan pada 3 benua. Sejak saat itulah Adidas menjadi sepatu resmi yang dipergunakan pada even Olimpiade diseluruh dunia.

Akhirnya setelah bertahun-tahun berjaya dan mengalami liku-liku perkembangan usaha, pada tahun 1996, Adidas mengalami modernisasi dengan menerapkan konsep 'We knew then - we know now' yang kurang lebih menggambarkan kesuksesan masa lalu dan kejayaan hingga kini. Adapun logo baru yang digunakan secara visual berupa tiga balok miring yang membentuk tanjakan yang menggambarkan kekuatan, daya tahan serta masa depan. Sejak saat itu logo Adidas tidak pernah mengalami perubahan, serta masih berjaya hingga saat ini.
 
Bookmark Blog Ini!

Rekomendasi Sejarah

Join Us